Mengenang Bantuan Tokoh Asing Dalam Upaya Kemerdekaan Indonesia

Mengenang Bantuan Tokoh Asing Dalam Upaya Kemerdekaan Indonesia

Bantuan Tokoh Asing  – Perang memperjuangkan hari merdeka negara berdaulat Indonesia bukanlah selesai pada 17 Agustus 1945 seperti tercatat di kalender rumah kalian. Periodenya berlangsung cukup lama sampai beberapa tahun setelahnya. Dalam kurun waktu 1945 hingga 1959, perjuangan bangsa kita mengerahkan dukungan dari banyak pihak mulai dari sabang sampai merauke yang saling menyukai permainan poker online terpercaya dan juga sangat menyukai banyak permainan game poker online uang asli.

Namun mungkin kamu mengira bahwa para pejuang hanya berasal dari keturunan pribumi tanah air saja. Padahal, sejarah berkata lain, di mana peraihan kemerdekaan itu melibatkan campur tangan para tokoh berdarah asing. Dan kali ini mereka tidak berniat mengelabui masyarakat yangs sedang bermain judi bola resmi dan terpercaya demi mengeruk simpati warga lokal. Laporan catatan yang diarsipkan dengan rapi mengemukakan bahwa mereka sungguh-sungguh ikut berjuang bersama para pahlawan negeri.

Mengenang Bantuan Tokoh Asing Dalam Upaya Kemerdekaan Indonesia1

Pada mulanya hampir keseluruhan dari tokoh asing ini merupakan simpatisan di pihak lawan kita. Ketika di tengah masa peperangan berlangsung, mereka berubah pikiran dan berbalik mendukung pihak Indonesia. Seperti tersadarkan dari hipnotis panjang, sikapnya juga berbeda 180 derajat dibandingkan seperti di awal perang.

Mereka merasa terpanggil dan mengakui kesalahan yang ia perbuat, seperti perang ketiga yang bukan gurauan semata sehingga mengambil resiko menjadi pemberontak. Semuanya kemudian berkumpul bersama ke dalam satu gerakan pembebasan kedaulatan nusantara. Dari sisi kita, para pahlawan pun awalnya penuh curiga dan menganggap ini merupakan strategi jebakan musuh. Namun setelah berulang kali meyakinkan diri, seluruh tokoh asing ini akhirnya dapat diterima sebagai bagian dari sebuah keluarga baru.

 

Bantuan Tokoh Asing Yang Ikut Berjuang

Semua simpatisan asing yang bergabung ke dalam pasukan kenegaraan Indonesia berasal dari beragam suku dan ras. Selain dari pihak seberang seperti Jepang dan Belanda, terdapat juga asal negara lain misalnya India, Nepal, Jerman, Korea, serta Inggris. Setiap dari mereka telah bersumpah untuk rela menumpahkan darahnya demi kemerdekaan Indo  nesia.

 

  1. JC. Princen

jC. Princen

Pertama kali Princen dilantik menjadi kopral dalam wamil periode 7 desember. Namanya oldprague lengkapnya adalah Johannes Cornelis Princen, di mana ia sudah merasakan kegalauan semenjak dari masuknya ia ke dalam jajaran pasukan Belanda menuju Indonesia. Hati nuraninya berbisik, sungguh tidak pantas sebuah negara jajahan seperti Belanda yang baru saja merdeka dari Jerman, malah ikutan menindas bangsa lainnya.

Sempat ditangkap pasukan dari PKI, Princen berlaku baik sehingga prajurit lokal berniat melepaskannya. Namun justru ia malah menawarkan diri untuk ikut membantu serangan dari negaranya sendiri. Semenjak itu, ia resmi menjadi buronan Belanda.

 

  1. Shigeru Ono

Shigeru Ono

Ketika anda membaca tulisan ini, usia Shigeru Ono telah meninggal dengan tenang. Ia menghembuskan napas terakhir memasuki 95 tahun kehidupannya pada 2014 silam. Memegang teguh harga diri sebagai warga negara Jepang terhormat, ia merasa berhutang budi atas bantuan bala tentara Indonesia memerangi sekutu.

Shigeru adalah seorang bertalenta dan cerdas sehingga taktik perangnya banyak membantu pihak Indonesia dalam mengusir Belanda. Keseriusannya dapat terlihat dari kerelaannya harus kehilangan sebelah tangan tatkala berperang bersama Indonesia kala itu.

 

  1. Abdullah Satar

Abdullah Satar

Asal usulnya masih kurang bisa digali, entah kenapa sosok kelahiran India ini memutuskan untuk memperkuat batalion Indonesia di Medan. Berdasarkan catatan sejarah, Abdullah awalnya merupakan tentara Inggris yang memberontak serta mempengaruhi sekumpulan prajurit dalam pasukannya. Setelah sekian lama berjuang, Abdullah mengambil jatah pensiunnya pada 1949 dan memilih untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan tenang.

Sepeninggalannya dari ketentaraan, beliau mencoba peruntungan dengan menjadi pengusaha. Setelah gagal berbisnis, ia diketahui sempat luntang lantung sebagai seorang gelandangan di pinggiran kota Medan. Akhir kisah, ia beralih profesi menjadi seorang atlit tinju dengan nama beken Young Sattar.

 

 

 

 

 

 


Diterbitkan

dalam

, ,

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *