Setiap kali ada masalah besar terjadi dalam hidup, kita terbiasa mengungkapkan perasaan Situs Slot Gacor dengan istilah ‘bakal pecah perang dunia ke tiga nih’. Apakah kamu sering mendengar ungkapan barusan? Tenang, hampir setiap orang di seluruh pelosok Indonesia mengalaminya kok. Kalimat tersebut cukup menarik, karena mengandung unsur hiperbolik di mana situasinya seakan-akan begitu parah dan kacau sampai kewalahan untuk ditangani.
Seandainya betulan kejadian pecah perang dunia ke tiga, bayangan keadaan yang bakal terjadi memang kurang lebih seperti itu. Hanya saja, skala kekacauan nanti berkali-kali lipat jauh lebih besar dan luas daripada pembayangan siapapun di muka bumi. Percayalah, situasi ngeri dan mencekam saat pecah perang dunia ke tiga bakalan melebihi ekspetasimu sampai berharap ini cuma mimpi buruk.
Siapapun anda, menjadikan istilah perang dunia ke tiga sebagai bahan gurauan menandakan kurangnya pembaharuan informasi. 2020 merupakan tahun yang spesial, di mana hampir semua peristiwa besar melanda Indonesia sampai ke manca negara.
Tepat pada 1 Januari, banjir bandang menyulap sebagian wilayah Jabodetabek yang banyak memiliki member bandar qq 99 menjadi sebuah kota menjadi water park. Tiga bulan setelahnya, pandemi Covid merebak mulai dari Wuhan, China sampai ke seluruh wilayah dunia. Virus Corona telah menyedot semua perhatian kita sampai melupakan bahwa ada satu peristiwa penting sehubungan dengan perang di awal tahun.
Resiko Pecah Perang Dunia Ke Tiga Oleh Donald Trump
Tepat pada 3 Januari 2020, Amerika Serikat menyerang Irak melalui pasukan udara sehingga merenggut nyawa pemimpin tertinggi militer nya, Qassem Soleimani. Beliau merupakan salah satu tokoh penting dan sangat berpengaruh bagi pemerintahan Irak. Entah apa isi pikiran Donald Trump hingga ia memerintahkan pasukan militer AS untuk mengeksekusi serangan tanpa melewati proses protokol negara.
Ya betul sekali, Trump bertindak atas inisiatif pribadi serta tidak mengindahkan dewan parlementer, dan tidak berdiskusi dengan mereka. Berita ini secara masif mengisi headline berbagai media massa akibat dari dampak kehebohan ulah si presiden nyentrik. Berkat beliau, publik diterpa kekhawatiran akan terjadinya perang dunia jilid ke tiga.
Pasca serangan barbar oleh AS, pihak Iran naik pitam dan bersumpah untuk membalaskan dendam atas perbuatan semena-mena negara adidaya tersebut. Bangsa timur tengah itu mengibarkan bendera berwarna merah pekat di puncak masjid Qom, menandakan luapan amarah level raksasa.
Wujud dari pembalasan menjadi nyata tatkala 9 roket mematikan diluncurkan menyasar pangkalan militer USA di wilayah Irak. Beragam stasiun televisi Irak mengabarkan bahwa siapapun yang mampu memenggal leher Donald Trump akan diberi hadiah. Mengutip CNBC, imbalannya bukan main-main karena dikatakan bernilai berjuta-juta dollar. PBB sebagai poros tengah antar kedua kubu pun ikut mengecam perilaku presiden Trump yang dinilai gegabah serta tidak berperi kemanusiaan.
Pecah Perang Dunia Ke Tiga Mempengaruhi Suplai BBM
Perseteruan antara USA dan Irak bukanlah perkara sepele, sebab pesta tembakan peluru di sana bakal mengundang respon pendukung masing-masing kubu. Peristiwa tragedi dengan jangkauan luas serta porak poranda akan melibatkan negara lain dalam jumlah banyak. Ketika sudah menjadi kenyataan, pecah perang dunia ke tiga tidak terhindarkan lagi.
Dampak kerusakannya nanti akan terasa begitu real sampai ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Bangsa kita berada di posisi terjepit, sebabnya yaitu presiden Jokowi telah membangun hubungan baik dengan kedua negara. Nusantara memang tidak punya alasan kuat untuk ikut berpartisipasi dalam perhelatan akbar hasil kolaborasi dua ‘event organizer’ terbesar. Namun dapat dipastikan, baik AS maupun Irak akan membujuk Indonesia supaya menentukan pilihan dan bergabung dengan salah satu dari mereka.
Perpecahan yang disebabkan oleh perang dunia pastinya bakalan mengganggu perekonomian seluruh bumi. Pengaruh paling awal dan mudah diprediksi yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak melampaui batas wajar. Sebagai produsen minyak bumi paling besar sedunia, Irak sudah jelas punya kontrol tinggi akan suplai permintaan BBM.
Ia bahkan mengancam penghentian jalur distribusi pasokan minyak area pesisir pantai bervolume sepertiga dari total kebutuhan seluruh dunia. See? Umat manusia belum siap kehilangan BBM dari kehidupan sehari-hari. Kita menggunakannya untuk menjalankan kendaraan pribadi, angkutan umum, mesin pabrik, hingga pembangkit listrik.
Dengan memutus jatah konsumsi minyak bumi, efek domino tercipta sehingga membuat kerusakan menjalar ke setiap lini. Marilah kita bersama panjatkan doa pada Tuhan pencipta semesta alam, semoga perang dunia ke tiga dapat dibatalkan.
Tinggalkan Balasan